Senin, 11 Agustus 2014

PENGAGUM RAHASIA



Aku mengagumimu dalam diam, dalam keheningan malam yang selalu menemani sepiku. Aku mengagumimu dalam diam, tanpa ada pengungkapan perasaan. 
Cukuplah doa sebagai untaian indah itu. Kamu tau betapa aku mengagumimu dibalik tembok-tembok kelas kala itu?. Di antara beratus-ratus orang disana, radarku telah menemukanmu. Menjadikanku pengagum rahasiamu.

Kamu masih ingat disaat tembok-tembok itu berubah menjadi  satu ruang belajar untuk kita? Untukmu dan untukku setiap paginya. Disaat itu aku dapat mencuri pandang kepadamu dengan leluasa, dari ujung bangkuku kearah tempat dudukmu. Kulihat dengan seksama setiap gerakan yang kau buat itu. Setiap ekspresi yang kau gambarkan pada wajah manismu. Barisan tengah bangku nomor dua, itulah tempat yang selalu kau tempati. Terkadang aku berpura-pura bertanya pada teman dibelakangku, salah satu cara agar kudapat menoleh kearahmu.

Sungguh, hal itu menyenangkan sekali. Menyukaimu walau hanya dengan untaian doa. Semakin waktu bergerak kurasakan perasaan ini semakin aneh. Telepati? Apakah aku benar-benar memilikinya untukmu?.

Setiap diri ini akan bertemu denganmu, perasaan aneh kembali menyergapku. Degup jantung tak karuan, perasaan jadi tak menentu. Dan ternyata betul. Disaat bel akhir pelajaran berdering, kucoba langkahkan kaki keluar kelas dan mataku menemukan sesosok dirimu bersama kawanmu tengah bercakap-cakap disamping ruang koperasi.  Aku tertawa kecil seraya berkata “Inikah yang namanya cinta?”, sampai hampir setiap malam kau datang ke mimpiku menjadi actor utama. Membuatku semakin aneh dengan mimpi-mimpi itu.

Waktu terus merangkak meninggalkan bangku SMP. Meninggalkan sejuta kenangan singkat bersamamu. Pandangan dalam diam bersamamu. Pandangan dalam diam tanpa ada kata yang sempat terucap, tanpa ada sapaan hangat. Hanya pandangan penuh arti tatapan mata dari kejauhan.
SD, kala pertama kumelihatmu. Melihat dirimu berjalan setapak demi setapak kearah deretan anak-anak terpilih itu dengan menggenggam erat kamus ditangan kirimu. Dirimu, yang kulihat saat lomba SD kala itu, telah menyihirku menjadi pengagum rahasiamu. Menjadi penghantar doa melalui semilir angin, di antara keheningan malam.

Tak dapat kupungkiri, kini perasaan itu tak seperti yang dulu, waktu telah mengikisnya sedikit demi sedikit. Tapi pengagum tetaplah pengagum, yang tetap akan mengagumimu walau waktu berdetak sangat lambat.

21 Oktober 2010 - 03 Agustus 2013


Aku yang masih mengagumimu.

Tidak ada komentar: